The underachiever pdf download
Yang perlu menjadi catatan di sini adalah Albert Einstein berhasil mengatasi permasalahan tersebut di atas dengan bantuan orang lain, pamannya, bukan karena ia mampu mengatasi sendiri permasalahan tersebut.
Kurangnya respek yang tulus dari guru 2. Suatu iklim sosial yang kompetitif. Tidak adanya fleksibilitas dan adanya kekakuan. Penekanannya pada evaluasi eksternal.
Adanya sindrom kegagalan dan kondisi kritis yang mendominasi kecuali bagi orang-orang yang berprestasi. Kurikulum belajar yang tak apresiatif 2. Faktor guru Guru memegang peranan penting dalam prestasi sekolah.
Bagaimana guru dalam memperlakukan anak didiknya akan mempengaruhi prestasi yang akan dicapai anak. Kelas yang diberitahukan bahwa mereka adalah anak-anak pintar dan cerdas mendapatkan perstasi belajar lebih tinggi dibandingkan kelas yang dibandingkan kelas yang diberitahukan bahwa kemampuan mereka kurang pada kenyataannya, kemampuan mereka tidak berbeda.
Seperti yang dikatakan oleh Hendri Adams, bahwa pengaruh guru adalah abadi. Guru yang berdedikasi dan peduli selalu menjadi pengaruh yang signifikan pada nilai-nilai dan karakter seorang anak Lickona, Keluarga dan Lingkungan Rumah Selain sekolah, lingkungan rumah juga dapat menyebabkan anak menjadi underachiever.
Bagaimana orang-orang terdekat memperlakukan anak akan mempengaruhi pencapaian anak dalam berprestasi. Keluarga adalah faktor terpenting yang dapat menyebabkan anak mengalami underachiever.
Misalnya: kurangnya perhatian, dukungan, dan kesiapan orang tua untuk membantu anaknya dalam belajar di rumah. Harapan orang tua yang terlampau tinggi terhadap anaknya sehingga sering terjadi pertentangan pendapat antara orang tua dengan anak. Selain itu, orang tua kurang menghargai prestasi belajar yang telah dicapai oleh anak. Sikap orang tua yang demikian kurang memacu anak untuk belajar lebih giat. Anak merasa prestasi belajar yang telah dicapai kurang dihargai dan anak juga akan merasa dirinya tidak mampu berprestasi dalam belajar.
Keretakan hubungan antara orang tua ayah dan ibu , sehingga sering menimbulkan percekcokan dalam rumah tangga yang pada akhirnya menjurus pada perceraian. Kondisi yang demikian, menyebabkan anak kurang berkonsentrasi dalam belajar.
Jaga hubungan anak-orang tua dalam arah yang benar. Ajarkan nilai kerja keras. Ajarkan kepada anak rasa tanggung jawab. Apakah mereka melakukan pekerjaan. Tidak ada hal seperti makanan gratis dalam hidup. Hal ini membuat mereka merasa tidak harus berhasil. Jangan memaksakan anak-anak di luar kemampuan belajarnya. Jangan memberi kesan bahwa selalu orang tua yang menang dan anak yang kalah.
Jangan membuat pertentangan awal dalam kehidupan atau anak masih akan berjuang menjadi figur otoritas sebagai orang dewasa. Fay dan Fay Beberapa studi telah mengeksplorasi pengaruh variabel keluarga terhadap prestasi siswa berbakat minoritas.
Selain itu Clark melalui studinya terhadap siswa berkulit hitam yang berstatus sosial ekonomi rendah yang anak mengalami gejala berprestasi kurang menunjukkan bahwa orangtuanya cenderung: a K u r a n g o p t i m i s t i k d a n p e r a sa a n y a n g t e r e k s pr e s i k an t e n t a n g ketidakberdayaan dan tak berpengharapan.
Wahab, 5. Faktor dalam Diri Individu a. Persepsi diri Tidak tercapainya prestasi sekolah yang baik juga sangat ditentukan oleh karakteristik anak. Salah satunya adalah penilaian anak terhadap kemampuan yang dimilikinya. Penilaian anak terhadap kemampuannya berpengaruh banyak terhadap pencapaian prestasi sekolah. Anak yang merasa dirinya mampu akan berusaha untuk mendapatkan prestasi sekolah yang baik sesuai dengan penilaian terhadap kemampuan yang dimilikinya.
Sebaliknya, anak yang menilai dirinya sebagai anak yang tidak mampu atau anakyang bodoh akan menganggap nilai- nilai kurang yang didapatkannya sebagai hal yang sepatutnya dia dapatkan. Hasrat berprestasi Faktor lain dalam diri anak yang menentukan prestasi yang akan dicapainya adalah faktor keinginan untuk berprestasi need for achievement itu sendiri. Ada anak yang memilii dorongan dari dalam dirinya sendiri untuk berprestasi, tetapi ada pula yang kurang memiliki dorongan tersebut.
Keinginan untuk berprestasi adalah hasil dari pengalaman-pengalaman anak dalam mengerjakan sesuatu. Anak yang sering gagal dalam mengerjakan sesuatu akan mengalami frustasi dan tidak mengharapkan hasil yang baik dan tindakan-tindakan yang dilakukaknnya. Lokus kontrol Bagaimana anak menilai penyebab prestasi yang dimilikinya dapat menyebabkan tercapainya preatsi yang tinggi.
Anak dapat menilai bahwa penyebab terjadinya prestasi tersebut karena faktor usaha yang dilakukannya atau karena faktor-faktor di luar yang tidak dapat dikontrolnya. Anak yang memiliki lokus kontrol internal akan menilai bahwa angka 4 yang didapatnya dalam pelajaran matematika adalah karena ia kurang belajar, sedangkan mereka yang memiliki lokus kontrol eksternal akan mengatakan karena guru yang sentimen pada dirinya. Pola belajar Pola belajar anak sangat mempengaruhi pencapaian prestasi anak.
Ada anak yang terbiasa belajar secara teratur walaupun besok harinya tidak ada tes atau ujian, tetapi ad apula anak yang hanya belajar jika ada ujian. Strategi Penanganan Anak Underachiever Psikolog dan pendidik motivasional tertarik pada bagimana pikira anak memengaruhi perilaku mereka-pihan penting mereka di sekolah, keterlibatan ereka dalam tugas-tuga akademik, kemampuan mereka untuk gigih saat mereka menghadapi kemunduran Dweeck, ,h.
Beberapa tips yang dapat dilakukan dalam menghadapi anak underachievement. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: 1. Bantulah anak untuk belajar sesuai dengan gaya belajarnya. Dengan gaya belajar yang sesuai, ia dapat menentukan pola belajar yang efektif. Tipe pembelajar auditori lebih suka belajar dengan mendengarkan daripada membaca.
Tipe pembelajar kinestetik lebih mudah memahami pelajaran dengan melakukan praktik. Modifikasi cara mengajar sesuai dengan gaya belajar anak. Berikan reinforcement positif dan pujian. Motivasi yang berasal dari luar diri anak dianggap efektif untuk menimbulkan semangat dan daya dorong baginya untuk berprestasi lebih baik. Untuk itu, pemberian pujian atau hadiah masih sangat relevan. Berikan harapan yang jelas, dan sesuaikan tuntutan dengan kemampuan anak.
Pemberian harapan yang jelas dan realistis sesuai dengan kemampuan anak akan mengantarkan anak kepada upaya yang optimal, karena ia yakin meraih harapan tersebut. Siswa dengan ketangguhan diri tinggi meningkatkan usahanya pada tugas yang sulit, gigih saat menghadapi rintngan, dan cenderung enentukan tujuan yang menantang Gredler, Libatkan mentor dan role model, libatkan anggota keluarga jika perlu.
Gunakan metode belajar yang variatif role play, simulasi, studi kasus, proyek, dan Iain-Iain. Ajarkan anak manajemen waktu. Dengan manajemen waktu yang teratur, pola belajar anak dapat dijadwalkan, dan akan terbentuk menjadi kebiasaan yang positif. Belajar dalam kelompok kecil.
Belajar kelompok dengan jumlah anggota orang dapat meningkatkan kerja sama dan semangat berkompetisi yang positif. Ciptakan situasi yang kondusif, gunakan pola belajar kerja sama, bukan kompetitif. Melalui situasi yang kondusif, anak akan merasa nyaman dan mengeluarkan seluruh potensinya dengan optimal. Putra, Selain itu, salah satu upaya yang selama ini ditempuh pemerintah untuk mengakodasi dan mengani anak cerdas berbakat adalah melalui program akselerasi.
The National Association for Gifted Children or NAGC mempercayai bahwa program akselerasi sesuai untuk menangani anak berbakat secara akademik, dimana pada proses akselerasi disediakan tantangan akdemik yang memadai dan dapat mereduksi waktu bagi siswa dalam menyelesaikan sekolahnya Fahmi, dkk. Kami menyebutnya Trifocal Model porque Fokus pada anak, orang tua, dan sekolah. Banyak sekolah telah menggunakan Model Trifocal Juga dengan keberhasilan yang sangat baik.
Telah teratur digunakan efektif dalam program sekolah, program di sekolah yang kurang berprestasi, pendidikan khusus dan program berbakat, dan anak-anak di TK sampai kelas Juga Telah digunakan dengan mahasiswa.
The Trifocal Model meliputi enam langkah, yang lima pertama berlaku untuk semua anak underchiever. Pada langkah enam, dibagi menjadi tiga jenis anak underachiever, Anda dapat memilih Ide yang paling mungkin untuk anak atau siswa. KesimpuIan Berdasarkan latar belakang dan kajian teori yang ada, dapat disimpulkan bahwa: 1. Underachievement dari siswa berbakat merupakan masalah kompleks. Bakat, yang biasanya diidentifikasi oleh intelegensi, tidak mengesampingkan kreativitas, dan banyak anak-anak yang sangat kreatif tidak melakukannya dengan baik di lingkungan sekolah.
Karakteristik anak underachievement mirip dengan karakteristik berprestasi sangat kreatif: Mereka menolak kesesuaian; mereka memiliki penerimaan sedikit sosial dengan rekan-rekan mereka dan dengan guru, dll Kim, atau secara khusus teridentifkasi pada: a Pekerjaan setiap hari tidak lengkap atau buruk; b Memahami dan mengingat konsep-konsep dengan baik jika berminat; c Kesenjangan antara tingkat kualitatif pekerjaan lisan dan tulisan secara lisan lebih baik ; d Pengetahuannya faktual sangat luas; e Kecenderungan perfeksionis dan mengkritik diri sendiri, menghindari kegiatan baru, seperti menghindari kinerja yang tidak sempurna; f Tidak menyukai pekerjaan praktis atau hafalan; g Tidak mampu memusatkan perhatian dan berkonsentrasi pada tugas-tugash ; h Minat yang kuat terhadap suatu bidang tertentu, sehingga melupakan akademiknya.
Guru hendaknya dapat membuat atau menambah tantangan sehingga tugas berjalan sedikit melampaui apa anak-anak sudah bisa melakukan, sehinga mereka mersa memiliki tantangan dan lebih bergairah untuk mengikuti proses pembelajaran Copple dan Bredecamp, Selain itu guru juga harus melakukan penilaian klinis yang sensitive setiap saat untuk mengetahui kapan harus mengintervensi dan kapan harus membiarkan interaksi terus berlanjut Palinscar, ; Perkins, dalam Gredler, Pendekatan secara spesifik mentargetkan kekuatan dan minat siswa sehingga membantu mengatasi gejala berprestasi kurang bidang akademik.
Anak underachiever dapat ditangani dengan: 1 Membantu anak untuk belajar sesuai dengan gaya belajarnya. Belajar kelompok dengan jumlah anggota orang dapat meningkatkan kerja sama dan semangat berkompetisi yang positif; 9 Ciptakan situasi yang kondusif, gunakan pola belajar kerja sama, bukan kompetitif.
Melalui situasi yang kondusif, anak akan merasa nyaman dan mengeluarkan seluruh potensinya dengan optimal; dan 10 Gunakan model trifocal dalam mengatasi sindrom underachievement. Buku: Arifin, Anton Ludfi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Bellanca, James. Jakarta: PT Indeks. Copple, C. Third Edition. For a public servant , Thomas K. Gilhool , Pennsylvania's new secretary of education , has a most unusual Gilhool understands all this quite well , and he also knows that Pennsylvania is a notorious underachiever ia education.
After a groundswell of general orientation, we expect students to make smart career choices. Well-known studies by the erstwhile American civil servant and educational philosopher Ernest Boyer on the goals and purposes of higher Donn Black- a national expert on SEL, a long- time public servant , and a school practitioner with extensive What had now been constructed in these schools was a balanced relationship between pastoral care and academic achievement - as one of the school documents expressed it, 'caring to achieve'.
This Catholic synthesis of caring and Anak yang kurang mampu memiliki kriteria IQ rata-rata anak pada memahami dan menggali potensi yang umumnya hingga di atas rata-rata dimilikinya, serta kegagalan lingkungan sedangkan IQ superior atau anak memahami berbagai potensi anak berbakat dikategorikan gifted menimbulkan suatu situasi yang underachiever.
Underachievement underachievement. Potensi inteligensi terkait pula dengan gender. Menurut tidak berbanding lurus dengan prestasi Peterson dan Colangelo kasus akademik di sekolah, hal ini underachievement lebih banyak menimbulkan beragam pertanyaan baik dialami oleh anak laki-laki daripada di benak guru maupun orang tua. Anak anak perempuan.
Walaupun lebih dengan potensi inteligensi tinggi di banyak terjadi pada anak laki-laki, anak prediksikan memiliki keberhasilan perempuan juga berpotensi besar dalam prestasi belajarnya, hal ini yang menjadi underachiever. Ambivalensi diyakini masyarakat pada umumnya.
Morisano dan dalam kegiatan akademiknya, dan hal Shore menyatakan ketika pola ini yang disebut sebagai Gifted perilaku underachievement menetap, Underachiever. Secara umum hal itu dapat menimbulkan kerugian Underachievement didefinisikan bagi anak yang gagal mencapai potensi sebagai kesenjangan antara prestasi dirinya secara penuh dan juga bagi yang diharapkan yang biasanya diukur masyarakat yang seharusnya dapat dengan tes yang terstandarisasi dengan merasakan kontribusi dari anak prestasi yang sesungguhnya yang underachiever dan gifted underachiever diukur dengan nilai dan catatan prestasi tersebut.
Berikut akan dengan potensi yang seharusnya disajikan konsep-konsep utama dimiliki, dia tidak mampu tampil sebaik mengenai underachiever dan gifted yang diharapkan sebagaimana anak underachiever. Sedangkan set tersebut berkombinasi dan saling underachievers pencapaian di bawah berinteraksi, bisa menjadi konsekuensi kadar ialah seseorang yang tidak dapat yang paling kuat untuk mencegah anak mencapai hasil sesuai dengan tingkat menjadi underachievement.
Rimm Tarmidi menyatakan bahwa Faktor Emosi dan Motivasi ketika anak tidak menampilkan Yang termasuk dalam faktor ini adalah potensinya, maka ia termasuk oxfordbrooks. Perbedaan a. Tidak menyadari potensinya, Underachiever dengan Gifted sehingga mereka kurang Underachiever adalah pada kategori memahami dirinya dan orang lain inteligensi anak yang bersangkutan b. Reis dan mereka tidak mempunyai tujuan McMoach Tarmidi, dan nilai yang jelas.
Mempunyai self-esteem yang sebagai kesenjangan akut antara potensi rendah, dan menjadi peka terhadap prestasi expected achievement dan penilaian orang lain. Tidak termotivasi untuk berprestasi diagnosa kesulitan belajar learning di sekolah. Takut mengalami kegagalan. Secara g. Takut mengalami kesuksesan. Menyalahkan orang lain.
Clark Nur, mengalami self-fullfilling yang makin mengartikan anak dengan kondisi memperkuat pola underachievement underachievers sebagai seseorang yang pada diri mereka. Metode underachievement.
Selain materi indvidu belajar yang dikemukakan pelajaran yang tidak sesuai McClelland, Yewchuk dan Mulcahy kondisi anak menyebabkan : underachiever, suasana kelas juga a. Tidak bisa menampilkan dapat berperan anak mengalami performa yang baik dalam situasi underachiever. Bagaimana guru tes. Meraih prestasi dibawah harapan menjadi suasana belajar yang dalam salah satu pelajaran, menyenangkan sangat sebagian atau keseluruhannya.
Education will then have 'come of age'. The book features comprehensive appendices and an accompanying CD with: useful contacts and resources, lesson plans, liaison sheets for Teaching Assistants, homework activities and monitoring sheets. This well-written and highly informative guide provides teachers and trainees with practical strategies for teaching gifted and talented children. Containing advice on key areas such as successful identification, developing a whole school working policy, creating challenges in the classroom and involving parents, this book will prove essential reading for teachers everywhere.
Meeting the Needs of Your Most Able Students: Geography provides specific guidance on: recognising high ability and potential planning challenge, differentiation and enrichment in Geography using questioning to challenge the more able support for more able pupils with special educational needs dyslexia, ADHD, sensory imapirment etc.
He advises how you can provide able children with the very best opportunities by working in partnership with schools and specialist organizations. There are masses of imaginative activities to challenge and stimulate able and talented children - fans of Barry Teare's resources will not be disappointed!